TERAPI DIET PADA BAYI KEP (HASIL MAHASISWA KLPK I)
Minggu, 01 Desember 2013
0
komentar
A. Gambaran Umum Pasien
Nama : An. Mw
Usia : 12 bulan
Jenis
Kelamin : Perempuan
Ruang/Kelas : Perawatan Anak/ III
Hari
Perawatan : 3 (hari ketiga)
Diagnosis Medis : Gastroenteretis + Marasmus
Kwashiorkor + Anemia
B. Proses Asuhan Gizi Terstandar
1.
Pengkajian Gizi
Riwayat
Gizi/Makanan :
Riwayat Gizi Dahulu :
Kebiasaan makan os sebelum MRS,
diberi makan padat (selain ASI) pada usia 4 bulan, berupa pisang, biskuit. Usia
6 bulan diberi makan bubur susu 3x per hari, usia 8 bulan makan tim saring
perhari ditambah PASI (8x20 cc), os sering muntah setelah diberi makan. 10
bulan diberi makanan cair 3x100 cc dan PASI 4x30 cc.
Riwayat Gizi Sekarang :
Konsumsi
makanan pasien ketika sakit, nafsu makan kurang baik.
Hasil recall konsumsi makan 24 jam
pasien adalah: Energi 320 kkal, protein 8,9 g, lemak 12 g, dan KH 45 g, dan
saat ini pasien diberikan diet TETP.
Hasil recall 24 jam (usia 12 bulan,
BB = 5 kg) :
Energy : 320 kkal
Protein : 89 gram
Lemak :
12 gram
Karbohidrat : 45 gram
Diketahui
BB = 5 kg, BB standar : 8,5 kg
Usia
= 12 bulan
DBW = (usia
dalam tahun x 2) + 8 kg
= (1
x 2) + 8
= 10
kg
Kebutuhan energy = 1000 + (100 x usia dalam tahun)
=
1000 + (100 x1)
=
1100 kkal
Tingkat konsumsi Energi = 320/1100 x
100%
=
29,09% (defisit)
Kebutuhan Protein =
15 % x 1100 kkal
=
165 kkal/4
=
41,25 g
Tingkat konsumsi Protein = 8,9/41,25 x
100%
=
21,25% (defisit)
Kebutuhan Lemak =
25% x 1100 kkal
=
275 kkal/9
=
30,56 g
Tingkat konsumsi Lemak = 12/30,56 x 100%
=
39,27% (defisit)
% Karbohidrat =
100% - (15% + 25%)
=
60 %
Kebutuhan Kh =
65% x 1100 kkal
=
715 kkal/4
=
178,75 g
Tingkat konsumsi karbohidrat = 45/165 x 100%
Tabel 1. Tingkat Konsumsi Makan Pasien 24 Jam
Terakhir
Energi (kkal)
|
Protein (g)
|
Lemak (g)
|
KH (g)
|
|
Asupan
Makan
|
320
|
8,9
|
12
|
45
|
Standar
|
1100
|
41,25
|
30,56
|
61,65
|
% Tingkat
Konsumsi
|
29,09
|
21,25
|
39,27
|
27,27
|
Kategori
Tingkat Konsumsi
|
defisit
|
defisit
|
defisit
|
defisit
|
Penilaian: nafsu makan kurang baik
karena pasien mengalami kesulitan dalam menelan makanan padat.
Biokimia
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Jenis Pemeriksaan
|
Hasil Pemeriksaan
|
Nilai Normal
|
Keterangan
|
Hb
|
9 g/dl
|
11 g/dl
|
↓ Anemia
|
Leukosit
|
13.000 mm3
|
10.000 –
20.000 mm3
|
Normal
|
LED (Laju
Endap Darah)
|
5 mm/jam
|
0 – 20
mm/jam
|
Normal
|
Kadar
Vitamin A serum
|
300 μg/l
|
400 μg/l
|
↓
|
Penilaian :
Pasien mengalami anemia, KVA.
Antropometri
BB : 5 kg, PB 62 cm.
Berdasarkan
BB/PB pasien memiliki status gizi Sangat
Kurus (< −3SD) dirujuk untuk pelayanan tingkat lanjut.
Berdasarkan
BB/U, pasien memiliki status gizi BB
Sangat Kurang (< −3SD).
Menggunakan Grafik Pertumbuhan Anak
Perempuan Usia 0 – 60 bulan (KMS), dengan kategori:
BB/PB :
> 3SD : sangat gemuk (obese)
> 2 SD : gemuk (overweight)
< − 2SD : kurus
< −3SD : sangat kurus
BB/U :
< − 2SD : kurang (underweight)
< −3SD : sangat kurang (severely
underweight)
Fisik Klinis
KU lemah, ditemukan bercak putih pada
mata. Kesadaran CM (composmentis).
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinik
Jenis Pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai Rujukan
|
Keterangan
|
Tekanan darah
|
110/70 mmHg
|
96/65 mmHg
|
↑
|
Suhu
|
380 C
|
36,5 – 37,5 0 C
|
Demam
|
Nadi
|
129 x/menit
|
120 – 160 x/ menit
|
Normal
|
Penilaian :
Tekanan darah di atas nilai normal,
demam, dansecara fisik pasien lemah dan ditemukan bercak putih pada mata).
Riwayat
Personal :
Sosial Ekonomi :
Pasien tinggal bersama nenek dan
ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga, dengan penghasilan Rp
500.000/bulan.Ayah os sudah meninggal sejak os dalam kandungan.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Saat ini menjalani perawatan di RS
dengan diagnosis medis Gastroenteretis + Marasmus Kwashiorkor + Anemia.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Dua hari SMRS, suhu badan mencapai 380
C. Riwayat penyakit: sejak lahir os memiliki gangguan menelan (gangguan
menghisap ASI kurang), usia 6 bulan os pernah kejang-kejang, sering muntah bila
diberi makanan padat. Usia 8 bulan, badan os kelihatan semakin kurus, dan
kecil, os sering batuk pilek, panas yang tidak terlalu tinggi, nafsu makan
kurang dan rewel.Grafik di KMS selalu menunjukkan di bawah garis merah (BGM).
Penilaian :
Pasien memiliki status ekonomi yang
rendah, saat ini pasien didiagnosis Gastroenteretis + Marasmus Kwashiorkor +
Anemia.
2.
Intervensi Gizi
Terapi gizi
pada penderita KEP atau anak gizi buruk diberikan melalui tiga fase, yaitu fase
stabilisasi, transisi, dan rehabilitasi. Terapi atau tindakan yang akan
diberikan kepada penderita harus disesuaikan dengan keadaan atau tanda bahaya
dan tanda penting yang terdapat pada penderita. Berikut adalah langkah-langkah
pemberian terapi:
a. Tanda bahaya dan tanda
penting
Tanda bahaya dan tanda penting pada An. Mw adalah
adanya diare tanpa renjatan (syok) dan letargis. Jadi penderita masuk ke dalam
kondisi ke III
b. Perawatan awal pada fase
stabilisasi
Perawatan diberikan dengan melakukan pemeriksaan dan
tindakan selanjutnya. Pemeriksaan yang dilakukan pada kondisi ke III adalah
pemeriksaan berat badan dan suhu tubuh. Tindakan
yang dilakukan adalah menghangatkan tubuh penderita, pemberian cairan dan
makanan, dan pemberian antibiotic sesuai umur.
c. Perawatan lanjutan pada
fase stabilisasi
Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah panjang badan,
dada, perut, otot, jaringan lemak, pemeriksaan mata, kulit, dan THT. Pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan adalah kadar gula darah, dan hemoglobin. Tindakan
yang dilakukan adalah pemberian vitamin A, asam folat, multivitamin tanpa Fe,
pengobatan penyakit penyulit, dan stimulasi.Vitamin A diberikan karena
ditemukan bercak putih pada mata An. Mw. Penyakit penyulit yang perlu tindakan
adalah gastroenteritis dan anemia.
d. Perawatan lanjutan pada
fase transisi
Pemeriksaan berat badan, pemberian makanan tumbuh
kejar, multivitamin tanpa Fe, stimulasi, pengobatan penyakit penyulit.
e. Perawatan lanjutan pada
fase rehabilitasi
Perawatan lanjutan pada fase rehabilitasi adalah monitoring
tumbuh kembang anak, memberikan makanan tumbuh kejar, multivitamin dengan Fe,
pengobatan penyakit penyulit persiapan ibu, dan stimulasi
PEMBERIAN CAIRAN DAN MAKANAN UNTUK
STABILISASI
-
Langkah awal yang dilakukan adalah segera memberikan 50ml glukosa atau larutan gula pasir 10%
(Oral/NGT)
-
Untuk 2 jam pertama, Berikan ReSoMal secara Oral/NGT setiap 30
menit, dosis : 5 ml / kgBB setiap
pemberian; Catat nadi, frekuensi nafas dan
pemberian ReSoMal setiap 30 menit
-
Jika keadaan memburuk, yaitu
terjadi renjatan makan segera diinfus tanpa pemberian bolus glukosa
-
Jika keadaan membaik 10 jam
berikutnya:
-
Teruskan pemberian ReSoMal
berselang seling dengan F75 setiap
1 jam
-
ReSoMal : 5 - 10 ml / kgBB / setiap
pemberian.
-
F-75 setiap 2 jam dosis menurut BB
-
Catat denyut nadi dan frekuensi nafas
-
Jika sudah rehidrasi dan diare berkurang maka pemberian
ReSoMal dihentikan lalu diteruskan dengan pemberian F-75 setiap 2 jam. Jika
diare bertambah, berika ReSoMal 50-100 ml setiap kali diare
-
Memberikan ASI diantara pemberian F-75
-
Jika diare dan dapat menghabiskan F-75, pemberian F-75
diubah menjadi setiap 3 jam
-
Jika tidak ada diare dan anak dapat menghabiskan F-75 pemberian F-75 diubah menjadi setiap
4 jam,
-
Memberikan ASI diantara
pemberian F-75
PEMBERIAN CAIRAN DAN MAKANAN PADA
FASE TRANSISI DAN REHABILITASI
a.
Fase Transisi
-
Bila setiap dosis
F-75 yang diberikan dengan interval
4 jam dapat dihabiskan, Pada
hari ke 3, mulai diberikan F-100
dengan dosis sesuai BB . Pada
4 jam berikutnya, dosisnya dinaikkan 10
ml, hingga anak tidak mampu
menghabiskan jumlah yang diberikan, dengan catatan tidakmelebihi dosis maksimal dalam tabel F-100.
-
Pada hari ke 4 diberikan F-100 setiap 4 jam, dengan dosis sesuai BB berkisar antara dosis
minimal dan dosis maksimal dengan ketentuan tidak boleh melampaui dosis
maksimal dalam tabel F-100. Pemberian F-100 dengan dosis seperti ini dipertahankan sampai hari ke 7 - 14 (hari
terakhir fase transisi) sesuai kondisi anak. Selanjutnya memasuki fase rehabilitasi dengan menggunakan F-100 dan makanan padat sesuai dengan
BB anak.
b.
Fase Rehabilitasi
Fase rehabilitasi diberikan ketika pasien sudah
pulang dari rumah sakit.Berat badan An. Mw adalah 5 kg jadi diberikan F-100
ditambah dengan makanan bayi/ lumat dan sari buah. Makanan ini terus diberikan
sampai tercapai BB/TB-PB >-2 SD (Standar
WHO 2005)
Terapi diet : Diet Tinggi Energi Tinggi Protein
Jenis diet: larutan glukosa, ReSoMal, F-75, F-100,
kapsul vitamin A, makanan formula
Bentuk makanan : Cair/lunak (selain makanan padat)
Route : oral/NGT
Tujuan diet :
·
Memperbaiki status gizi anak menjadi gizi baik.
·
Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
·
Menambah berat badan secara bertahap hingga mencapai normal.
·
Mempersiapkan anak untuk menerima cairan dan energi lebih
besar.
·
Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap
makanan oleh pasien dan keluarganya.
Syarat diet:
·
Makanan diberikan secara bertahap sesuai berat badan, umur
dan keadaan klinis anak.
·
Diberikan glukosa, ReSoMal, dan jenis makanan F-75, F-100/
Modifikasi sesuai gizi buruk kondisi III
·
Pemberian cairan 150-200 ml/ kg BB
·
Energi: 150-200 kkal/ kg BB
·
Protein: 2g/ kg BB
·
Vitamin A 200.000 SI (1 kapsul
merah)
Menurut Buku Tatalaksana
Anak Gizi Buruk, berikut adalah terapi gizi yang dapat diberikan untuk An. Mw
dengan berat badan 5 kg, odema ringan:
A. Fase Stabilisasi
Hari pertama
-
50ml glukosa atau
larutan gula pasir 10% (Oral/NGT) = 50 ml
-
ReSoMal 5ml x 5(kg) x 10 (selama 12
jam pertama) = 250 ml
-
F-75: 12 jam pertam : 5 x 55 ml =
275 ml
12 jam kedua : 3 x 110 ml =
330 ml+
905 ml ~ 905 kkal
An.
Mw menderita diare, jadi diberikan F-75 dengan tepung
B. Fase Transisi
F-100 diberikan 6 kali
dalam sehari (setiap 4 jam).
6 x 125 ml = 750 ml ~ 750
kkal
C. Fase Rehabilitasi
Kebutuhan energy An. Mw =
1100 Kkal/hr
Dapat
dicukupi dengan:
F-100 3 x sehari
= 3 x 100kkal= 300 kkal
Makanan bayi = 1100 kkal – 300 kkal = ± 800 kkal
Keterangan : 1100
kkal energy diberikan dalam menu makanan dalam sehari.
Kapsul merah vitamin A diberikan satu kali setiap
hari.
Perhitungan Menu
F100 = 10% energi total
Makan pagi = 20% energi total = 20/100 x 1100 =
220 kkal
F100 = 10% energi total
Makan siang = 30% energi total = 30/100 x 1100 =
330 kkal
F100 = 10% energi total
Makan malam = 20% energi total = 20/100 x 1100 =
220 kkal
Tabel 4. Jadwal
Pemberian Menu Makan
Waktu
|
Menu
|
Pagi 06.00
|
F-100
|
Pagi 08.00
|
Bubur Saring Kacang
Hijau dan Kuning Telur
|
Siang 12.00
|
F-100
|
Siang 14.00
|
Nasi Tim Hati Ayam +
sari buah apel
|
Malam 18.00
|
F-100
|
Malam 20.00
|
Makanan Formula Tempe
Wortel
|
Bahan makanan tersebut dipilih karena disesuaikan dengan
kebutuhan gizi An. Mw. Makanan tersebut mengandung energi dan protein tinggi,
namun jumlahnya sesuai dengan kebutuhan pasien. Protein tinggi dipatkan pada
bahan makanan seperti kacang hijau, kuning telur, hati ayam, dan tempe. Kuning telur, wortel, dan hati ayam
mengandung vitamin A yang tinggi sebagai zat gizi mikro untuk mengatasi KVA
yang ditandai bercak bitot pada An. Mw. Untuk mengatasi anemia diberikan
vitamin B12 yang tinggi karena sesuai gejala mual, muntah dan diare yang dialami
An.Mw. Kemungkinan anemia tersebut
disebabkan defisiensi vitamin B12, sedangkan zat besi diberikan sesuai dengan
kebutuhan.
Menu Pagi
Menu Siang
Menu Malam
Bubur Saring
Kacang Hijau dan Kuning Telur
Bahan :
·
Tepung Beras :15 gr.
·
Kacang Hijau:40 gr.
·
Kuning Telur :10 gr.
·
Gula :15 gr.
·
Minyak goreng :5 gr.
·
Garam beryodium dan air secukupnya.
Cara
Pembuatan :
·
Siapkan masing-masing bahan sesuai jumlahnya.
·
Kacang hijau direbus dengan air 800 cc (4 gelas) hingga
matang ( 30 menit ). Hancurkan dengan saringan kawat
·
Campurkan tepung beras, kuning telur, gula, minyak, garam dan
air dingin 50 cc ( ¼ gelas ), lalu masukkan dalam rebusan kacang hijau yang
sudah dihancurkan.
·
Kemudian aduk menjadi satu dan lakukan pengadukan
berulang-ulang diatas api kecil hingga matang (5 menit).
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: TERAPI DIET PADA BAYI KEP (HASIL MAHASISWA KLPK I)
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://ninnarohmawati.blogspot.com/2014/01/terapi-diet-pada-bayi-kep-hasil.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar