TERAPI DIET PADA BALITA KEP (HASIL MAHASISWA KLPK III)
Minggu, 01 Desember 2013
0
komentar
An. A, perempuan, 2 tahun, BB 7.700 gram, PB 70 cm datang dengan keluhan bengkak pada kedua punggung kaki. Tidak muntah, diare, maupun demam. Anak tampak sadar dan tidak ada tanda-tanda renjatan (syok). Sejak 1 minggu tampak busa seperti sabun pada mata kiri.
a. Bagaimana status gizi An. A ?
b. Apa penyakit penyerta pada An. A ?
c. Apakah perlu perawatan inap ?
d. Tindakan apa yang perlu dilakukan ?
e. Kapan perubahan frekuensi pemberian makannya ?
f. Kapan F75 diubah menjadi F100 ?
g. Bagaimana pemberian makannya sampai fase rehabilitasi ?
h. Bagaimana mengatasi dan perawatan pada penyakit penyertanya ?
Gambaran umum pasien :
Nama : An. A
Usia : 2 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
BB : 7700 gram (7,7 kg)
PB : 70 cm (0,7 m)
d. Tindakan apa yang perlu dilakukan ?
e. Kapan perubahan frekuensi pemberian makannya ?
f. Kapan F75 diubah menjadi F100 ?
g. Bagaimana pemberian makannya sampai fase rehabilitasi ?
h. Bagaimana mengatasi dan perawatan pada penyakit penyertanya ?
Gambaran umum pasien :
Nama : An. A
Usia : 2 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
BB : 7700 gram (7,7 kg)
PB : 70 cm (0,7 m)
A. Status Gizi An. A
· Berdasarkan hasil pengukuran antropometri (BB/TB-PB) An. A berada di antara -2SD - 2SD, hal ini menunjukkan bahwa An. A memiliki kategori status gizi baik (normal).
· Kebutuhan Energi dan Zat Gizi An. A
Usia 1-3
DBW = (Umur (th) x 2) + 8
= (2 x 2) + 8 = 12 kg
Sementara berdasarkan hasil perhitungan DBW An. A tergolong berstatus gizi BB kurang, karna BB Ideal An. A seharusnya sebesar 12 kg namun pada saat ini BB actual An. A hanya sebesar 7,7 kg.
· Sehingga dapat disimpulkan bahwa An. A memiliki status gizi kurang jenis kwashiorkor. Berat badan normal yang terjadi pada pengukuran antropometri (BB/TB-PB) dikarenakan oleh adanya edema pada kedua punggung kaki (dorsum pedis) pasien sehingga mempengaruhi hasil pengukuran tersebut.
B. Penyakit Penyerta An. A
Pemeriksaan Fisik :
- Secara fisik An. A tampak sadar dan tidak ada tanda-tanda renjatan (syok) serta pasien tidak mengalami muntah, diare, maupun demam.
- Namun tampak ada bercak seperti busa pada mata sebelah kirinya
Penilaian :
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dapat dipastikan An. A mengalami tanda kekurangan vitamin A yakni Bercak Bitot (X1B) sehingga pada mata sebelah kirinya tampak bercak putih seperti sabun.
C. Alur Pemeriksaan
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis An. A memiliki tanda-tanda yang meliputi BB/PB-TB berada pada -2SD – 2SD, terdapat edema pada kedua punggung kaki, tidak disertai penyakit infeksi (muntah, diare, maupun demam) dan penyakit komplikasi namun disertai dengan penyakit penyerta berupa Bercak Bitot (X1B), kondisi pasien tampak sadar dan tidak ada tanda-tanda rejatan (syok). Oleh karena itu dapat dipastikan bahwa An. A mengalami gizi buruk tanpa penyakit komplikasu sehingga An. A disarankan untuk melakukan perawatan jalan.
D. Tindakan Pada An. A
a. Mengenali tanda bahaya dan tanda penting
MENGENALI TANDA BAHAYA DAN TANDA PENTING
| |
Tanda Bahaya dan Tanda Penting
|
Kondisi
|
V
| |
Renjatan (syok)
|
Tidak ada
|
Letargis (tidak sadar)
|
Tidak ada
|
Muntah/ Diare/ Dehidrasi
|
Tidak ada
|
Perlu diperhatikan juga bahwa pasien menderita kwashiorkor sehingga tidak disarankan untuk memberikan diuretik pada pasien.
b. Perawatan Awal Pada Fase Stabilisasi
PERAWATAN AWAL PADA FASE STABILISASI
| |
Pemeriksaan
| |
Berat badan
|
Perlu
|
Suhu tubuh
|
Perlu
|
Tindakan
| |
Menghangatkan tubuh
|
Perlu
|
Pemberian antibiotika sesuai umur
|
Perlu
|
Pemberian cairan dan makanan
|
Perlu
|
Untuk pemberian cairan dan makanan pada An. A meliputi :
- Segera berikan 50 ml glukpasiena/larutan gula pasir 10% oral
- Catat nadi, pernafasan, dan kesadaran
2 jam pertama
- Memberikan F75 setiap 30 menit ¼ dari dpasienis untuk 2 jam sesuai dengan BB
- Catat nadi pernafasan kesadaran dan asupan
10 jam berikutnya
- Teruskan pemberian F75 setiap 2 jam
- Catat nadi, frekuensi, nafas, dan asupan F75
- Bila anak masih menetek berikan ASI antara pemberian F75
Bila An. A dapat menghabiskan sebagian besar F75, maka pemberian diubah menjadi setiap 3 jam dan bila An. A masih menetek maka ASI diberikan antara pemberian F75. Sementara, bila An. A dapat menghabiskan F75 sepenuhnya, maka pemberian diubah menjadi setiap 4 jam. Dan bila anak masih menetek maka ASI diberikan antara F75.
c. Perawatan Lanjutan Pada Fase Stabilisasi
Apabila An. A dapat menghabiskan setiap dpasienis F75 yang diberikan dengan interval 4 jam, maka tindakan perawatan dapat dilanjutkan ke fase Transisi.
d. Perawatan Pada Fase Transisi
- F75 diganti dengan F100, diberikan setiap 4 jam, dengan dpasienis sesuai BB yang dipertahankan selama 2 hari. Ukur dan catat nadi, pernafasan dan asupan F100 setiap 4 jam.
- Pada hari ke-3, mulai diberikan F100 dengan dpasienis sesuai BB. Pada 4 jam berikutnya, dpasienisnya dinaikkan 10 ml, hingga pasien mampu menghabiskan jumlah yang diberikan dengan catatan tidak melebihi dpasienis maksimal dalam tabel F100.
- Pada hari ke 4 diberikan F100 setiap 4 jam, dengan dpasienis sesuai BB yakni berkisar antara dpasienis minimal dan dpasienis maksimal dengan ketentuan tidak boleh melampaui dpasienis maksimal dalam tabel F100. Pemberian F100 dengan dpasienis seperti ini dipertahankan sampai hari ke 7-14 (hari terakhir fase transisi) sesuai kondisi pasien. Selanjutnya memasuki fase rehabilitasi dengan menggunakan F100 dan makanan saring sesuai dengan BB pasien.
e. Perawatan Pada Fase Rehabilitasi
Berdasarkan hasil monitoring tindakan perawatan yang dapat diberikan pada An. A yaitu apabila pada fase ini BB pasien turun hingga < 7kg maka saat pemberian F-100 ditambah dengan makanan bayi/lumat dan sari buah, sementara apabila pada fase ini BB pasien sudah mencapai ≥7 kg maka saat pemberian F100 dapat ditambah makanan anak/lumat serta buah. Makanan pada tahap rehabilitasi ini terus diberikan kepada pasien sampai tercapai BB/PB > -2 SD Standar WHO 2005 (Kriteria Sembuh).
E. Pemberian makan dapat dimulai dengan memberikan makanan secara teratur, stabil, sering, dan bertahap. Perubahan frekuensi pemberian makanan pada pasien dilakukan secara bertahap apabila keadaan stabil pada setiap fase sudah tercapai. Frekuensi pemberian makannya dapat dimulai setiap 2 jam, kemudian ditingkatkan setiap 3 jam bila pasien dapat menghabiskan sebagian besar F-75, sementara bila pasien dapat menghabiskan F-75 maka pemberian dapat ditingkatkan menjadi 4 jam.
F. Pemberian F-75 pada An. A diberikan pada fase stabilisasi dan akan berubah menjadi F-100 pada fase transisi dan fase rehabilitasi, perubahan ini dapat dilakukan apabila setiap dpasienis F-75 yang diberikan dengan interval 4 jam dapat dihabiskan. Namun sebelum pemberian F-100 sebaiknya An. A diberikan dulu 1 hari F-100 dengan volume seperti F-75.
G. Jadwal Pemberian Makanan Anak Gizi Buruk Menurut Fase
Fase
|
Waktu Pemberian
|
Jenis Makanan
|
Frekuensi
|
Jumlah cairan (ml) setiap minum menurut BB anak
| |||||
Stabilisasi
|
Hari 1-2
|
- F75/ modifikasi
- ASI
|
12X
Bebas
|
65
| |||||
- F75/ modifikasi
- ASI
|
8X
Bebas
|
100
| |||||||
- F75/ modifikasi
- ASI
|
6X
Bebas
|
130
| |||||||
Transisi
|
Hari 3-7
|
- F100/ modifikasi
- ASI
|
6X
Bebas
|
Antara 195-285
| |||||
4 kg
|
6 kg
|
8 kg
|
10 kg
| ||||||
Rehabilitasi
|
Minggu 2-6
| ||||||||
BB ≥ 7 kg
|
- F-100/modifikasi
- ASI
- Ditambah makanan anak/ makanan saring
- Buah
|
3X
Bebas
3X 1 porsi
1-2X 1 buah
|
-
-
-
|
-
-
-
|
150
-
-
|
175
-
-
| |||
BB < 7 kg
|
- F-100/modifikasi
- ASI
- Ditambah makanan anak/ makanan lunak
- Sari buah
|
3X
Bebas
3X 1 porsi
1X
|
90
100
|
100
100
|
-
-
|
-
-
| |||
Dalam hal ini makanan yang dapat diberikan pada An. A adalah nasi tim ayam wortel, sayur bayam, puding papaya, dan F100.
Persentase porsi makan dalam sehari seseorang yaitu sebasar 30 % untuk selingan 3 kali sehari dan sebasar 70 % untuk menu utama 3 kali sehari, dengan ketentuan makan utama pagi sebesar 20%, selingan I 10 %, makan utama siang sebesar 25%, selingan II 10 %, dan makan utama malam sebesar 25%, selingan III 10 %. Jika dalam sehari hanya memberikan selingan makan 1 kali berarti hanya sebesar 10% untuk sisa porsi 20% dimasukkan dalam menu utama.
1. Makanan Utama pada siang hari
Dalam hal ini menu utama yang diberikan pada siang hari sebesar 35% dari total energi, mengingat dalam sehari An. A diberikan 1 kali makanan selingan.
a. Nasi Tim Ayam Wortel
Bahan :
1. Nasi Tim Ayam 85 gram
2. Wortel 15 gram
3. Garam Beryodium an Air Secupknya
b. Sayur Bayam
Bahan :
1. Bayam segar 50 gram
2. Gula 5 gram
3. Garam
c. F100
Bahan Makanan
|
Per 1000 ml
|
F 100
|
Formula WHO
| ||
Susu Dancow full cream bubuk
|
g
|
30
|
Gula Pasir
|
g
|
25
|
Mentega
|
g
|
6
|
Air
|
ml
|
250
|
Cara pembuatan :
Campurkan gula dan mentega aduk sampai rata dan tambahkan air kemudian masukkan susu dancow full cream sedikit demi sedikit aduk sampai kalis dan berbentuk gel. Encerkan dengan air hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen dan volume menjadi 250 ml. larutan ini bisa langsung diminum atau dimasak lagi selama 4 menit.
2. Menu Selingan atau snack
Dalam hal ini menu selingan diberikan 1 kali dalam sehari dengan persentase sebesar 10% dari total energi yang dibutuhkan oleh An. A.
Puding Pepaya Susu
Bahan :
1. Susu dancow full cream 16,5 gram
2. Agar-agar two without coconut milk 3 gram
3. Gula pasir 7,5 gram
4. Pepaya 30 gram
H. Pengobatan dan Perawatan Penyakit Penyerta
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis An. A menderita Bercak Bitot pada mata kirinya, maka tindakan perawatan yang dapat dilakukan berupa pemberian 1 kapsul berwarna merah dengan dosis 200.000 SI yang diberikan pada hari pertama, kedua dan ke-15.
Intervensi Gizi
Tujuan :
- Meningkatkan asupan makanan sesuai dengan kebutuhan.
- Memperbaiki status gizi dan mempertahankan BB agar tidak jatuh pada kondisi penurunan BB yang drastis.
- Memberikan edukasi pemahaman pentingnya diet pasien untuk penyembuhan.
Prinsip Diet : Fase Stabilisasi, Transisi dan Rehabilitasi
Bentuk makanan :
Berdasarkan Pedoman Pemberian Formula pada anak gizi buruk maka makanan yang diberikan pada An. A berupa makanan lunak karena BB pasien hanya sebesar 7,7 kg.
Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat-zat Gizi :
Usia 1-3 tahun
Kebutuhan zat gizi An. A dalam sehari
Energi = 1000 + (100 x 2)
= 1200 kkal
Protein = 10% dari total energi
= (10% x 1200) : 4
= 30 gram
Lemak = 20% dari total energi
= (20% x 1200) : 9
= 26,67 gram
Karbohidrat = 70% dari total energi
= (70% x 1200) : 4
= 210 gram
Monitoring dan Evaluasi
1. Timbang Berat badan setiap pagi sebelum makan
2. Hitung kenaikan berat badan dalam gram/kg BB/ minggu
3. Bila kenaikan BB < 50 g/kgBB/minggu dinyatakan kurang berhasil. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi infeksi, pemenuhan zat gizi kurang dan defisiensi zat gizi mikro, serta masalah psikologi. Kurangnya pemenuhan zat gizi dan defisiensi zat gizi mikro disebabkan karena asupan zat gizi yang kurang dan adanya gangguan pada saluran pencernaan. Tindakan yang dapat dilakukan apabila asupan zat gizi kurang berupa modifikasi diet sesuai selera atau NGT, sedangkan tindakan yang dapat diberikan bila ada gangguan saluran pencernaan berupa menggunakan formula rendah atau bebas laktpasiena dan hipopasienmolar (misalnya susu rendah laktpasiena, formula tempe dengan tepung-tepungan).
4. Bila kenaikan BB ≥ 50 gr/kgBB/minggu dinyatakan baik sehingga pemberian makanan sesuai dengan jadwal tetap diteruskan.
Perhitungan Kandungan zat gizi dan Energi pada menu makan siang An. A
1. Menu Siang
Energi = 35% x energi yang dibutuhkan dalam sehari
= 35% x 1200
= 420 kkal
Protein = 35% x kebutuhan protein dalam sehari
= 35% x 30
= 10,5 gram
Lemak = 35% x kebutuhan lemak dalam sehari
= 35% x 26,67
= 9,33 gram
Karbohidrat = 35% x kebutuhan karbohidrat dalam sehari
= 35% x 210
= 73,5 gram
2. Menu selingan atau snack
Energi = 10% x energy yang dibutuhkan dalam sehari
= 10% x 1200
= 120 kkal
Protein = 10% x protein yang dibutuhkan dalam sehari
= 10% x 30
= 3 gram
Lemak = 10% x kebutuhan lemak dalam sehari
= 10% x 26,67
= 2,667 gram
Karbohidrat = 10% x kebutuhan karbohidrat dalam sehari
= 10% x 210
= 21 gram
MENU UTAMA (SIANG)
MENU SELINGAN
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: TERAPI DIET PADA BALITA KEP (HASIL MAHASISWA KLPK III)
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://ninnarohmawati.blogspot.com/2014/01/terapi-diet-pada-balita-kep-hasil.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar