Selasa, 20 November 2018
0
komentar
PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT: Para dosen dan mahasiswa FKM Unej bersama UKM Kesilir
Marongghi Community Center (KM-2C) seusai pelatihan pembuatan ES KRIM KELOR
ES
KRIM KELOR: PANGAN LOKAL CEGAH STUNTING
Kesilir-Wuluhan – para dosen dan mahasiswa FKM Unej
bersama UKM Kesilir Marongghi Community Center (KM-2C) melalui Program Pengabdian Kemitraan (PPK) melakukan pelatihan
pembuatan ES KRIM KELOR. Tujuan pelatihan ini adalah supaya UKM dan masyarakat
sekitar mampu memproduksi es krim kelor, dimana kelor merupakan tanaman
melimpah di Desa Kesilir Kecamatan Wuluhan kabupaten Jember. Jember termasuk
kabupaten dengan jumlah stunting yang tinggi.
Stunting
(pendek) atau kerdil disebabkan oleh kurang gizi
kronis yang terjadi dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu 270
hari selama kehamilan dan 730 hari kehidupan pertama sejak bayi dilahirkan. Prevalensi stunting di Indonesia mencapai 37,2%.
Jember merupakan salah satu kabupaten tertinggi masalah stunting.
Tingginya prevalensi stunting menjadi prioritas yang harus diselesaikan dengan
sumber pangan lokal. Di Desa Kesilir Kecamatan Wuluhan, pohon kelor tumbuh
subur dan hasilnya melimpah, tetapi belum ada upaya diversifikasi pangan. Daun
kelor yang mengandung gizi tinggi dapat digunakan sebagai pangan penanggulangan
masalah stunting. Dalam upaya untuk meningkatkan kandungan gizi dan
memperpanjang masa simpan, daun kelor segar diproses menjadi tepung daun kelor (kelor powder). Kandungan zat gizi
tepung daun kelor lebih tinggi dibandingkan daun kelor. Di Desa Kesilir
Kecamatan Wuluhan terdapat Usaha Kecil Menengah (UKM) “Kesilir Marongghi Center
Community (KM-2C)” yang mengolah daun kelor yang melimpah menjadi tepung daun
kelor. Dalam perjalanan usahanya, UKM mengalami masalah dalam pengembangan
produk dan penjualan tepung daun kelor. Diharapkan dengan produk inovasi es
krim kelor dapat meningkatkan produktivitas dan penghasilan dari UKM “KM-2C”. Hasil
penelitian dari ketua tim pengusul, menyatakan bahwa tepung daun kelor dapat
diolah menjadi es krim kelor, dengan rekomendasi penambahan tepung kelor
sebanyak 25 gram. Hasil
penelitian inilah yang diterapkan dalam aplikasi IPTEK kepada UKM “KM-2C”.
Produksi tepung daun kelor melimpah dan belum ada upaya diversifikasi
pengolahan menjadi produk olahan dari tepung daun kelor yang bergizi tinggi,
belum memiliki P-IRT, pemasaran tepung daun kelor belum optimal. Solusi adalah diadakan pelatihan dan
pendampingan pembuatan produk dari tepung daun kelor berupa es krim kelor yang
tinggi protein dan kalsium. Aplikasi IPTEK dari hasil penelitian tim pengusul dapat
diaplikasikan dalam pengolahan tepung kelor menjadi produk padat gizi, meningkatkan
pendapatan UKM, dan menambah nilai gizi produk; pendampingan perijinan P-IRT; pelatihan manajemen pembiayaan usaha dan manajemen pemasaran diharapkan
dapat memperbaiki dan meningkatkan produktivitas dan penghasilan dari UKM.
Produk es krim kelor dapat dijual di
masyarakat luas dan dapat dijadikan alternatif PMT (Pemberian Makanan Tambahan)
untuk ibu hamil dan anak balita di Posyandu.
Pemberdayaan
tepung daun kelor menjadi produk padat gizi berupa es krim kelor yang
tinggi protein dan kalsium diharapkan menjadi solusi
penanggulangan masalah stunting dan meningkatkan pendapatan mitra.
Mitra mendapatkan pelatihan, pendampingan pengolahan hingga pemasaran produk es krim kelor; produk es krim kelor ber-P-IRT; pelatihan manajemen pembiayaan usaha dan pemasaran diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas dari mitra.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul:
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://ninnarohmawati.blogspot.com/2018/11/pengabdiankepada-masyarakat-para-dosen.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar