KASUS DIABETES MELLITUS

An. SA, usia 10 tahun, BB 22 Kg, TB 127 cm, pasien mengalami penurunan BB (selama 2 minggu turun sebanyak 2 Kg), di ruang perawatan anak kelas I RSHS Bandung dengan diagnosis DM+KEP. MRS dengan keluhan utama badan lemas, disertai sering BAK (lebih dari 10x perhari) dan sering terbangun pada malam  hari karena lapar, keadaan ini terjadi sejak 3 minggu sebelum pasien MRS. Sebelumnya pasien pernah di rawat di RS Garut selama 12 hari dengan diagnosis DM, kemudian dirujuk di RSHS. Pasien mempunyai ayah dan seorang kakak yang menderita DM . Ayah pasien bekerja sebagai pegawai swasta di perusahaan makanan kaleng yang berpenghasilan Rp.1.800.000/bulan, dan ibu sebagai IRT.

Kebiasaan makan  pasien sebelum MRS, ia makan utama sebanyak 3-4 kali sehari. Minum SKM 1 gelas/hari, makanan selingan 2x/hari, berupa kue kering manis atau buah-buahan. Pasien tidak memiliki alergi dan pantangan makanan tertentu. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, pola makan pasien adalah sebagai berikut : Konsumsi nasi, 3-4 kali sehari @ ¾ gelas, lauk hewani (telur/ikan 1 kali sehari, @ 1 butir/1 ptg sedang, daging/ayam 1-2 kali sehari, @ 1 ptg sedang, jerohan 2-3 kali seminggu), lauk nabati (tempe/tahu, 1-2 kali sehari, @ 1ptg sedang), sayuran jarang dikonsumsi, pasien juga menyukai makanan kaleng, buah (apel, @ 2-3 kali).

Konsumsi makanan pasien ketika di RS : nafsu makan baik, kadang menghabiskan makanan yang diberikan oleh RS, hasil recall konsumsi makan 24 jam pasien adalah : Energi 1931,2 kcal, protein 56 g, lemak 44,5 g, dan Kh 314 g.

Hasil Pemeriksaan: Fisik : KU badan lemas, Kesadaran CM, Klinis : TD 110/70 mmHg, T 37°C, N 76x/mnt, RR 88x/mnt, Laboratorium :